Monday, November 18, 2013

Bercermin kepada Hani Naqshabandi dalam "Perempuan Terpasung" #1

"Banyak orang melakukan kesalahan yang sama
Tugas kita bukan memperbaiki dunia, melainkan memperbaiki diri sendiri
Biarkan orang lain memperbaiki diri sendiri
Inilah upaya pengobatan. Tapi saya bukan dokter
Saya lebih pantas jadi pasien daripada dokter
Percayalah, seorang pasien adalah dokter terbaik bagi penyakitnya

"Kadang mimpi lebih indah daripada kenyataan, bahkan sering kali jauh lebih indah dari kenyataan.

..warna merah mencerminkan kepribadian yang kuat, tapi tidak menindas


Tapi yang jadi persoalan, laki-laki, pada banyak kesempatan, tidak bisa melihat kedalaman laut Banyak ombak kemarahan yang sudah mati sebelum mencapai permukaan laut
Tidak ada yang bisa dilihat di atas deburan air selain putaran-putaran yang ringan
Hanya saja, kebebasan tak kan pernah mati, tapi kekal abadi selama-lamanya meski butuh waktu
untuk bisa sampai ke permukaan

Friday, November 1, 2013

Fabtasim, Laa Tahzan, Innallaha ma'anaa..

Bismillah..

Allahummanshurniy..
Allahummanshurniy..
Allahumanshurnaa..

Tak ada kejadian kebetulan,
Tak ada kejadian sia-sia,
Semua hanya bisa terjadi dengan izin-Nya..

Allah telah mengizinkannya,
Ya, Dia benar-benar mengizinkannya,
dan sungguh, Ia amat sangat mengizinkannya..

Kala cuaca hati yang yang sulit ditebak dan selalu berubah-rubah
dan tak seharusnya keimanan ini ikut berubah kepadaNya

Setelah hal yang dianggap "tidak akan mungkin terjadi" itu terjadi,
maka kita akan mengerti, meski terkaget-kaget dan mengapa hal ini terjadi?
pada akhirnya kita akan paham dan menerimanya..
itulah hikmah..jawaban dari penerimaan..

Ternyata ada kebaikan yang tidak baik,
Ternyata ada kebaikan yang tidak ramah,
Ternyata ada kebaikan yang menyakiti,
Dan semakin tersadar bahwa kau bena-benar nyata..

Yang datang dan pergi di sedalam-dalamnya hati,
Kau tahu?
Ukiran di batu selamanya tak akan hilang, baik maupun buruk
Kau pecahkan sebingkai cermin lalu berusaha menyatukan kembali serpihannya,
kupikir itu sia-sia. Kaca retak tetap saja kaca retak..

Putih yang tak pernah sehitam ini,
Terang yang tak pernah segelap ini,
Ramai yang tak pernah sesepi ini,
Dan hujan yang memang selalu turun, rintik derasnya pun kau tak perlu tahu..

Hati tak pernah sebiru ini, sayang..

Kadang kala ada tangisan diam-diam di malam hari.
Membayangkan betapa sulitnya masa adaptasi ini, sekarang ataupun nanti.
Bagaimana kalau begini?
Bagaimana jika begitu?
Apa yang harus dilakukan?
Maka akhirilah semua ini dengan kembali mengadu kepada-Nya.
Semakin dekat denganNya berarti semakin dekat dengan solusi.
Jika tak ada bahu untuk bersandar,lihatlah, masih ada lantai untuk bersujud..
Mungkin kita harus mengingat
"solusi dari setiap masalah itu terletak pada seberapa dekat jarak kepala kita dengan tempat sujud"
Allah itu Maha Baik, Ia tidak pernah meninggalkan kitasendirian, sedikitpun..
Fabtasim, Laa Tahzan, Innallaha ma'anaa.. :')
Maka berbahagialah, tapi ingat "Kebahagiaan itu bukanlah sulap. Jika seperti itu adanya, maka kebahagiaan tak lagi bermakna" Dr.Abdullah 'Aidh al-Qarni.