Monday, June 22, 2015

FIQH SHALAT



Dalil-dalil tentang bacaan dalam shalat :
1.       Niat.
Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam bersabda : “Pekerjaan-pekerjaan itu tidak lain hanyalah dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari dan Muslim)
2.       Takbir.
Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam membuka shalat dengan kata-katanya: “Allahu Akbar “ (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Riwayat lain :”Sesungguhnya tidaklah sempurna shalat salah seorang di antara manusia, sehingga ia berwudhu dan meletakkan wudhu pada tempatnya, lalu berkata,’Allahu Akbar.” (HR. Thabrani dengan isnad shahih).
Sabda nabi :اذا قمت الى الصلاة فَكَبِّرْ                                                              “jika engkau hendak melakukan shalat, maka bertakbirlah”. ( HR Bukhari dan Muslim)
3.       Doa Iftitah.
Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam mrmbuka bacaan dengann doa-doa yang banyak dan bermacam-macam, yang memuji dan memuja Allah, beliau bersabda :”Tidaklah sempurna shalat seseorang di antara manusia, sehibngga ia bertakbir, memuji Allah dan memuja-Nya serta membasa apa yang mudah baginya dari ayat-ayat Al-Qur;an…” (Abu Daud dan Al-Hakim)
4.       Qira’at (dinyaringkan bacaannya).
Kemudian beliau memohon perlindungan kepada Allah, beliau bersabda :”A’udzubillahi minasy syaithonir rajimi min harzihi wa nafkhihi wa naftsihi “ atau kadangkala “A’udzubillahis samii ‘il ‘aliimi minasy syithoni…”. Kemudian beliau membaca Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahim dengan tidak bersuara (Bukhari, Muslim, Abu Uwanah, Ath-Thahawi dan Ahmad)
5.       Membaca ayat demi ayat.
Kemudian Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam mem,baca al-Fatihah dan memotongnya ayat demi ayat.
Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam mengagungkan kedudukan surat ini, beliau bersabda :”Tidak sah shalat orang yang tidak membaca—didalamnya (shalat)—fatihata ‘l-Kitab (Al-Fatihah).
  1. Ucapan “Amin” dan Imam mengeraskannya.
Dikatakan bahwa :”Nabi shalallahu’alaihi wassallam apabila selesai membaca al-Fatihah, maka beliau mengucapkan “amin”. Beliau mengeraskannya dan memanjangkannya dengan suaranya.” (HR. Bukhari dan Abu Daud).
Dalam riwayat lain :”Apabila Imam mengucapkan Ghairi ‘l-maghdubi ‘alaihim wala’dh-Dhaallin, maka ucapkanlah ‘Amin’. Karena sesunguhnya para malaikat mengucapkan ‘Amin’ dan imam mengucapkan’Amin’. Dan barangsiapa yang aminnya itu sesuai dengan amin para malaikat, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Syaikhani dan An-Nasa’i).
7.       Bacaan Rasulullah shalallahu’alaihi wassallam setelah Al-Fatihah.
Kemudian Rasulullah membaca surat lainnya setelah membaca Al-Fatihah. Kadangkala beliau memperpanjang bacaan surat itu, kadang pula beliau memperpendek karena alasan halangan perjalanan, atau batuk, atau sakit, atau mendengar tangis bayi (HR Bukhari, Muslim). Kadang beliau membagi surat itu ked alam dua rakaat, kadang beliau membaca dua surat atau lebih dalam satu rakaat.
  1. Doa-doa Ruku.
Kadang mengucapkan ini dan kadang mengucapkan yang itu. Umumnya : Subhaana rabbiyal ‘adzimi (tiga kali) (Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Ad-Daruquthni, Ath-Thahawi, Al-Bazzar, dan Ath-Thabrani),
Subhana rabbiyal’adzimi wa bihamdih (tiga kali) (Abu Daud, Ad-Daruquthni, Ahmad, Ath-Thabrani),
Subbuuhun qudduusun rabbul malaa ikati warruuh. (HR. Muslim, Abu Uwanah),
Subhaanaka ‘l-Allahumma wabihamdika Allahummagfirlii. (Bacaan lainnya dapat dilihat di Sifat Shalat Nabi, Nashiruddin Al-Albani, Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq)
  1. Doa-do’a dalam sujud.
Kadangkala beliau mengucapkan ini , kadangkala beliau mengucakan itu. Subhana Rabbiyal a’laa (Maha Suci Tuhanku yang Maha Luhur, tiga kali, kadang beliau mengulangnya lebih dari itu). Kadang beliau mengucapkan Subhana Rabbiyal a’la wabihamdih. Kadang beliau mengucapkan :”Subbuuhun Qudduusun Rabbul malaa ikati Warruuhi (Maha Suci dan pemberi berkah Tuhan Malaikat dan Ruh”) (HR. Muslim dan Abu “Uwanah).
Kadang beliau membaca :”Subhanaka Allahumma Rabbana Wabihamdika Allahummag firlii.(Maha suci Engkau Ya Allah Ya Tuhan kami, dan dengan memuji Engaku ya Allah ampunilah aku.” (Lengkapnya baca Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq, Sifat Shalat Nabi Nashiruddin Al-Albani)
  1. Dzikir-dzikir di antara dua sujud.
Dalam duduk ini Rasulullah mengucapkan :”Allahummag firlii (dalam riwayat lain Rabbig firlii), warhamnii, wajburnii, warfa’nii, wahdinii, wa’afinii, warzuqnii./ Ya Allah (Ya Tuhanku), ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku.)
Kadangkala beliau shalallahu’alaihi wassallam mengucapkan : “Rabbigfirlii, Rabbigfirlii (Ya Tuhanku ampunilah aku, Ya Tuhanku, Ampunilah aku. Setelah itu diriwayatkan bahwa :”Beliau mengucapkan takbir, lalu sujud untuk sujud yang kedua.” (Al-Bukhari dan Muslim)

“Beliau mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan takbir ini.” ( HR Abu Daud dan Abu Uwanah dengan sanad shahih à menurut Malik dan Asy-Syafii’)
  1. Macam bacaan tasyahud.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam mengajarkan beberapa bacaan tasyahud kepada para shahabat.
Tasyahud Ibnu Mas’ud : "Attahiyatu lillah Wassholawaatu WaththayyibatuAssalamu’alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillahishshaa lihiin. Asy hadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluh.(“segala ucapan selamat, kebahagiaan dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkatnya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula dan kepada sekalian hamba-hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.” (Al-Bukhari dan Muslim dan Ibnu Abi Syaibah)

Tasyahud Ibnu Abbas : “Attahiyyatu’l-mubaarakaatu ‘sh-shalawaatu ‘th-thayyibaatu lillah. Assalamu’alayka ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibaadillahi ‘sh-shalihiin. Asy hadu alla ilaaha illallah Wa Asy hadu anna muhammad ‘r-Rasulullah”(HR Muslim, Abu Uwanah, Asy Syafi’idan An-Nasa’i)
  1. Shalawat atas Nabi, letak dan macam bacaannya. Rasulullah mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahud pertama dan lainnya. (An-Nasa’i dan Abu Uwanah)

Allahumma shalli’ala muhammad wa ‘ala alii baitihii. Wa ‘alaa azwaajihii Wadzurriyya tihii kamaa shallayta ‘ala aali ibraahiim. Innaka hamiidum majiid wa baarik ‘ala muhammad.Wa ‘alaa aali baytihii Wa ‘alaa azwaa jihii wa dzurriyyatihii kamaa barakta ‘alaa aali ibraahiim. Innaka hamiidummajiid. (“Ya Allah berilah kebahagiaan kepada Nabi Muhammad, kepada Ahli Baitnya, istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan kebahagiaan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah berkah kepada Muhammad, Ahli Baitnya, istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”), dan beberapa shalawat lainnya.
13.   Salam.
Rasulullah mengucapkan salam ke sebelah kanan, kadang lengkap Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, kadang hanya sampai warahmatullah, dan kemudian ke sebelah kiri kadangkala beliau memperpendek ucapannya Assalamu’alaikum. (HR Abu Daud, An-Nasa’i dan Tirmidzi) (Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi dan Adl-Dliya, Ahmad dan Ath-Thabrani).

Keutamaan shalat sunnah rawatib dan shalat sunnah fajar

Saturday, June 20, 2015

Perbedaan Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota di Lingkungan



Masyarakat pedesaan yaitu masyarakat yang tinggal di suatu desa dengan system kehidupan yang sesuai dengan keadaan alam maupun lingkungannya yang terlihat lebih akrab satu sama lainnya dan lebih terlihat keakraban dan kekeluargaannya. Sedangkan masyarakat perkotaan yaitu masyarakat yang tinggal di suatu kota dan system kehidupannya adalah kebalikan dari masyarakat pedesaan. Yang membedakan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan adalah:

Thursday, June 18, 2015

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA



Oleh : Siti Hani Nursyamsiah 
1.    PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA SEBELUM MERDEKA
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam nusantara dan dari luar nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan – peninggalan, misalnya :Tulisan yang terdapat pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380 M, Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, pada tahun 683, Prasasti Talang Tuo, di Palembang, pada tahun 684, Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada tahun 686, dan Prasasti Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada tahun 688.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama islam di wilayah nusantara. Serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya, karena bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928)
 
2.     PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA SESUDAH MERDEKA

Tanya Jawab Ilmu Sosial Dasar



Oleh : Siti Hani Nursyamsiah
Ujian Tengah Semester
1)    a). Fenomena “Mudik lebaran” yang terjadi di Indonesia dapatkah dikategorikan sebagai migrasi? Analisis dan jabarkan faktor-faktor yang mendorong/mempengaruhi proses “mudik lebaran” disertai contohnya sesuai dengan kondisi yang ada disekitar anda!
Jawab: Mudik lebaran yang terjadi di Indonesia dapat dikategorikan sebagai migrasi yang hanya sementara, karena didalamnya terdapat unsur pepindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Lebih tepatnya dapat dikatakan sebagai urbanisasi, karena biasanya mudik lebaran itu perpindahan dari kota ke desa (reurbanisasi) dan dari desa ke kota (urbanisasi) sebagai efek dari mudik.
Di daerah saya, faktor-faktor yang mendorong/mempengaruhi proses mudik lebaran yaitu:
·         Adanya rasa rindu dengan keluarga yang ada di desa karena sudah sekian lama tidak  bertemu,rindu dengan suasana desa/ kampung halaman. Contohnya: seseorang yang berasal dari suatu desa yang pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan hinggga bekerja dalam jangka waktu yang sangat lama dan ia mudik ketika lebaran.
·         Ada keinginan untuk menyambung dan memelihara tali silaturahmi
·         Ada keinginan untuk menunjukkan kepada sanak saudara bahwa kita telah berhasil/ sukses menjalani hidup di kota. Contohnya: Seorang pemuda desa  yang merantau ke kota dan ia berhasil sukses dan menggunakan momen lebaran untuk pulang ke desa dan menunjukkan kesuksesannya.
·         Ada keinginan untuk berbagi dengan masyarakat desa
·         Ingin menggunakan masa libur panjang lebaran sebagai waktu untuk berlibur
·         Ada keinginan untuk memberi informasi tentang lowongan pekerjaan di kota kepada sanak saudara.
Selain itu ada faktor penghambat proses mudik, diantaranya faktor kecelakaan yang sering terjadi di jalan raya bahkan di jalan tol, faktor kenaikan harga tiket untuk pulang mudik dan faktor kemacetan misalnya kemacetan yang terjadi di Jalur PanTura.
b).  Migrasi menurut anda itu apa?, Analisis migrasi yang terjadi di Indonesia dengan menggunakan pendekatan teori Dorong tarik (Push – pull theory) ?
Jawab: