Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi
Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Dengan demikian hadits menjadi penjelas dari apa-apa yang terkandung dalam Al-Qur’an. Hadits sumber hukum Islam selain Al-Qur’an ini wajib diikuti baik daam bentuk perintah maupun larangan. Karena itu, sangat penting dan mendasar mengetahui pembagian hadits berdasarkan sumbernya yaitu hadits nabawi dan hadits qudsi serta perbedaan keduanya.
2.1 Pengertian Hadits Qudsi
Hadits qudsi, disebut juga dengan istilah hadits Ilahi atau hadits Rabbani, Secara etimologi Hadits Qudsi merupakan nisbah kepada kata Quds yang mempunyai arti bersih atau suci. Sedangkan secara terminologis, pengertian hadits qudsi terdapat dua versi.
§ Yang pertama hadits qudsi merupakan kalam Allah SWT (baik dalam struktur maupun
substansi bahasanya), dan Nabi hanya sebagai penyampai.
§ Yang kedua hadits qudsi adalah perkataan dari Nabi, sedangkan isi dari perkataan tersebut berasal dari Allah SWT. Maka dalam redaksinya sering memakai قال الله تعالى. .
Dapat dikatakan bahwa hadits Qudsi adalah suatu hadits yang berisi firman Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi SAW, kemudian Nabi SAW menerangkannya dengan menggunakan susunan katanya sendiri serta menyandarkannya kepada Allah SWT. Dengan kata lain, hadits qudsi ialah hadits yang maknanya berasal dari Allah SWT, namun lafalnya berasal dari Nabi SAW.
Contoh hadits Qudsi adalah
§ عن النبي قال, قال الله تعالى ثلاثه انا خصمهم يوم القيامه… الخ.رواه ابو هريرة
§ Hadis Qudsi persangkaan seorang hamba kepada Tuhannya. "Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW berkata, Allah Taala berfirman; "Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila dia menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan, bila dia menyebut-Ku di kalangan orang banyak, Aku pun menyebutnya di kalangan orang banyak yang lebih baik dari itu."
2.2 Pengertian Hadits Nabawi
Menurut istilah, pengertian hadis nabawi ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat. Dapat dikatakan, hadits yang lafal maupun maknanya berasal dari Nabi Muhammad SAW sendiri.
Contoh hadist nabawi yang berupa perkataan (qauli) misalnya perkataan Nabi SAW,
انما الاعمال بالنية.......... . اخرجه البجخارى فى صحيحه
Contoh hadist berupa perbuatan (fi'li) ialah
كان النبي اذا اراد ان ينام وهو جنب غسل فرجه وتوضأ للصلاة. حديث عائشة
Contoh hadist berupa ketetapan (taqriri) ialah
ان خالته اهدت الى رسول الله سمنا واضبا واقطا فاكل من السمن والاقط واكل على مائدته
, ولو كان حراما مااكل على مائدة رسول الله. حدبث ابن عباس
Contoh hadist berupa sifat (wasfi) ialah
كان رسول الله ربعة ليس بالطويل ولابالقصر حسن الجسم... الخ . حديث انس ابن مالك
2.3 Pebedaan antara Hadits Nabawi dengan Hadits Qudsi antara lain:
a. Hadits Nabawi dinisbahkan dan disampaikan oleh Nabi Muhammad. Adapun Hadits Qudsi dinisbahkan kepada Allah. Nabi Muhammad hanya berstatus sebagai penyambung lidah dari-Nya.
b. Bentuk Hadits Nabawi ada dua macam:
1. Tauqifi, yaitu hadits yang kandungannya diterima oleh Nabi Muhammad melalui wahyu, kemudian beliau sampaikan kepada umatnya.
2. Taufiqi, yaitu hadits yang tercipta murni dari pemahaman Nabi Muhammad terhadap al-Quran, atau dari perenungan dan ijtihad beliau. Adapun keseluruhan kandungan Hadits Qudsi bersumber dari Allah. Bagian yang bersifat ijtihad ini diperkuat oleh wahyu bila ia benar. Tetapi bila terdapat kesalahan di dalamnya maka turunlah ayat yang membetulkannya. Contoh yang kedua ini dengan apa yang terjadi mengenai urusan tawanan perang badar. Rasulullah Saw mengambil pendapat Abu Bakar dengan menerima tebusan mereka. Maka turunlah wahyu yang mencela tindakan nabi.
c. Pola (Shighat) Periwayatannya Dalam hadits qudsi terdapat dua pola periwayatan, yaitu:
1.Rasulullah Saw mengatakan apa yang diriwayatkan dari Tuhan-Nya,
رسول الله صلى الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه قال
2. Rasulullah Saw mengatakan: Allah Ta’ala telah berfirman atau berfirman Allah
Ta’ala. قال الله تعالى.
No comments:
Post a Comment
Thank You ^_^