Monday, October 3, 2016

Koreksi hatimu

Ketika kamu berselancar di dunia maya, ketika kamu melihat keceriaan, kesuksesan dan takdir hidup teman-temanmu yang tergambar di Facebook, Instagram atau twitter dan semua itu terkesan lebih baik dan menyenangkan dari kehidupanmu apakah kamu iri? atau bahkan sakit hati?
kalo ga iri malah ga normal,hehe
Wajar sih, manusiawi, tapi jangan kelamaan juga, jadikan motivasi agar kita bisa seperti yang mereka “gambarkan” bahkan lebih.
Yang perlu kamu tahu, gak semua yang mereka tampilkan di medsos itu realita, atau kita juga belum tentu tahu ada kesusahan atau kepahitan apa dibalik manisnya moment/photo/cerita mereka di medsos.

Melihat mereka… ada yang sudah berkeluarga dan ‘utuh’, ada yang aktif menjadi public speaker, ada yang menginisiasi sebuah wadah/kegiatan sosial yang bermanfaat dan menginspirasi banyak orang, ada yang sudah bisa menebarkan manfaat dalam sebuah karya berbentuk buku bahkan bisa mengisi seminar-seminar, ada yang sukses dengan bisnisnya, ada yang
melanjutkan pendidikannya bahkan sampai di negeri orang, ada yang sangat berkecukupan dengan hartanya bahkan ia gunakan untuk berbagi dengan sesama, dan lain-lain..

jika itu kedermawanan, kebaikan serta amal shalih yang lebih unggul darimu, kamu boleh iri, jadikanlah itu sebagai motivasi diri untuk bisa lebih baik dan bahkan lebih dari mereka..
Bersabarlah untuk meraihnya, semua butuh proses, perjuangan juga waktu..
Fastabiqul Khairat.. berlomba-lombalah dalam kebaikan..

Yang perlu diingat lagi,
Setiap bintang itu bersinar di tempatnya masing-masing.
Setiap orang itu bermanfaat, berguna, dan berarti di masa dan tempatnya masing-masing :D
Untuk saat ini, syukuri apa yang ada..iyaa apa yang ada..bukan yang tidak ada..biar lebih yakin, coba tengok ke ‘bawah’ masih banyak yang tidak seberuntung dirimu bukan? :)
jika kamu menemukan hal apapun yang kamu sadari ternyata kamu memang lebih beruntung daripada mereka, maka amat sangat tepat jika dirimu mengucap syukur..
Iman, sperti pedang yang memiliki dua sisi yang ‘tajam’, jika hanya ada satu sisi maka namanya bukan pedang..
Iman, seperti uang logam yang memiliki dua sisi yang ‘penting’ , jika hanya ada satu sisi dan sisi lainnya tidak ada maka ia tak kan berguna..
Iman, seperti paket kunci gembok, rumah gembok dan kuncinya, jika salah satunya tidak ada maka ia tak berguna..

“Iman terbagi dua, separuh dalam sabar dan separuh dalam syukur.”
(HR. Baihaqi).

sejatinya
Koreksi hatimu..

shanin_2016

No comments:

Post a Comment

Thank You ^_^