Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Linguistik Terapan
Oleh
:
Siti
Hani Nursyamsiah (109021000016)
Saulia
Rohimakumullah (111021000102)
Roji
Fathullah (109021000008)
Program
Studi Bahasa dan Sastra Arab
Fakultas
Adab dan Humaniora
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
JAKARTA
1433
H/2012 M
A. PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa memiliki peran sentral
dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kunci
penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dalam
pembelajaran bahasa terdapat empat aspek yang harus diperhatikan dalam upaya
penguasaan dalam keterampilan berbahasa. Empat keterampilan tersebut adalah
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat keterampilan berbahasa tersebut
memiliki tingkat kesulitan masing-masing. Untuk dapat menguasai keempat
keterampilan tersebut, pembelajaran harus memenuhi faktor penunjang
keberhasilan pencapaian keempat keterampilan, salah satunya adalah bahan ajar.
Oleh karena itu pembelajaran harus mempunyai bahan atau materi ajar yang tepat.
Al-mawad al-dirasiyah atau ada juga yang menyebutnya
dengan al-mawad at-ta’limiyah (materi ajar) merupakan hal yang penting
dalam sebuah proses belajar-mengajar dan merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap mutu pendidikan. Oleh karena itu, bahan
atau materi yang akan disampaikan harus disiapkan dan disusun sebaik mungkin.
Dan dalam makalah ini akan dibahas tentang penyusunan bahan ajar serta hal lain
yang mendukungnya.
B. PEMBAHASAN
Seorang guru yang profesional tidak
begitu saja ia menyusun bahan yang akan diajarkannya. Ia harus mempertimbangkan
matang-matang apa yang akan diajarkannya dan bagaimanakah mengajarkannya.
Tujuannya tidak lain agar si terdidik tuntas terhadap bahan yang diberikan
kepadanya. Guru harus mempunyai imajinasi yang luas tentang bahan dan
pelaksanaan pengajaran bahkan konsekuensi yang timbul akibat kegiatan itu.[1]
Materi
ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis,
yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Belawati dkk,
2003;1.3). Bahan ajar itu sangat unik dan spesifik. Unik artinya bahan ajar
tersebut hanya dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses
pembelajaran tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar tersebut dirancang
sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dan sistematika cara
penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan
karakteristik siswa yang menggunakannya.
a. Prinsip-prinsip Penyusunan Bahan
Ajar
Kita dapat
menggunakan banyak prinsip untuk menyusun bahan pengajaran. Penyusun Modul
Program Akta Mengajar (199982:27-28)
menyebutkan prinsip-prinsip berikut ini untuk diterapkan di dalam penyusunan
bahan pengajaran. Prinsip itu, adalah:
1. Prinsip orientasi pada tujuan,
implikasinya kita mengusahakan agar bahan pengajaran bahasa yang disusun
diarahkan untuk mencapai tujuan yang dirumuskan pada waktu kita merencanakan
pengajaran.
2. Prinsip relevansi. Implikasinya kita
mengusahakan agar bahan pengajaran yang disusun ada hubungannnya dengan
kehidupan si terdidik setiap hari.
3. Prinsip efisiensi. Implikasinya kita
mengusahakan agar bahan pengajaran yang disusun dapat dilaksanakan, baik oleh
guru bahasa maupun oleh si terdidik dengan menggunakan waktu dan tenaga yang
berdaya guna.
4. Prinsip evektitivitas. Implikasinya
kita mengusahakan agar bahan pengajaran yang disusun berhasil mencapai tujuan
yang telah dirumuskan.
5. Prinsip fleksibilitas Implikasinya
kita mengusahakan agar bahan pengajaran yang disusun bersifat luwes, terbuka
dan mampu disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
6. Prinsip integritas. Implikasinya
kita mengusahakan agar bahan pengajaran yang disusun merupakan bagian yang
dapat dikaitkan dengan bahan pengajaran yang lain.
7. Prinsip kontinuitas. Implikasinya
kita mengusahakan agar bahan pengajaran yang disusun merupakan bahan yang
bersambung, tidak lepas satu dengan yang lain.
8. Prinsip objektivitas. Implikasinya
kita mengusahakan agar bahan pengajaran yang disusun berlandaskan pada
penelaahan masalah kebahasaan secara ilmiah dan didukung oleh disiplin ilmu
lain, misalnya pedagogik dan psikologi.
9. Prinsip demokratis. Implikasinya
kita mengusahakan agar bahan pengajaran yang disusun diusahakan memberikan
kesempatan kepada semua si terdidik untuk berpartisipasi.[2]
b. Isi Materi Ajar
Bahan atau materi yang akan
diajarkan diinformasikan di dalam kurikulum. Seperti diketahui kurikulum
memberitahukan, antara lain tujuan yang hendak dicapai, silabi pelajaran, pokok
dan subpokok bahasan, dan sumber pelajaran. Itu sebabnya isi bahan telah dapat
dipertimbangkan berdasarkan pokok dan subpokok bahasan yang dicantumkan pada
kurikulum. Yang diperlukan sekarang adalah arahan yang dapat digunakan untuk
menyusun isi bahan pengajaran:[3]
1. Isi bahan harus sesuai dengan
kurikulum sekolah. Hal ini tidak berarti
guru secara kaku melaksanakan apa yang terdapat di kurikulum. Guru bisa
merubahnya sesuai dengan kondisi kelas atau siswa yang dididik.
2. Isi bahan pengajaran harus
berorientsi pada tujuan. Tujuan ini pun telah dirumuskan di dalam kurikulum.
Guru tinggal menyesuaikan bahan itu dengan tujuan yang hendak dicapai.
Misalnya, TIK berbunyi, setelah pelajaran selesai si terdidik dapat membedakan
penggunaan sufiks –kan dan –i, maka di dalam isi, perbedaan antara sufiks –kan
dan –i harus ada. Yang perlu diingat, jangan sampai antara tujuan dan
pengajaran tidak serasi atau sejalan. Pada dasarnya tujuan itu yang menjadi
sasaran.
3. Isi bahan harus mempertimbangkan
landasan kebahasaan, kependidikan, dan psikologi. Itu sebabnya bagi para calon
guru diberikan kuliah dasar keguruan, kependidikan dan psikologi. Faktor
kebahasaan mengacu kepada isi bahan yang bertitik tolak dari kemutakhiran teori
linguistik dan dukungan teori itu sendiri, faktor kependidikan mengacu pada
landasan kependidikan, misalnya isi bahan yang disiapkan sejauh mungkin
menyebabkan terjdinya perubahan tingkah laku berbahasa pada si terdidik,
sedangkan faktor psikologi mengacu kepada landasan psikologi dalam penetapan
isi, misalnya apakah isinya cocok untuk
si terdidik yang baru berumur sekian? Apakah isinya cocok untuk si terdidik
wanita?.
4. Berjenjang. Ini berarti isi bahan
yang disusun harus memperhatikan jenjang pendidikan si terdidik.
5. Isi bahan pengajaran memungkinkan si
terdidik mengembangkan kapasitas bahasanya. Isi bahan dirancang sedemikian rupa
agar polanya yang banyak ditonjolkan dengan jalan banyak memberikan contoh. Si
terdidik akan berlatih dengan jalan mengikuti pola yang dicontohkan.
6. Isi bahan pengajaran sebaiknya
terpadu dan utuh. Keterpaduan mengacu kepada relevansinya dengan pengajaran
yang lain, tetapi sejalan dengan itu sifat keutuhan bahan tidak boleh
diabaikan. Misalnya, ketika guru menyusun isi bahan pengajaran untuk pokok
bahasan fonem, ia dapat membandingkannya dengan keberadaan fonem yang dikuasai
si terdidik.
7. Isi bahan pengajaran sebaiknya
berguna bagi si terdidik. Ini berarti,
isi bahan itu sesuai dengan keadaan nyata yang dialami si terdidik dalam
kehidupan sehari-hari. Isi bahan harus memperhatikan perkembangan yang terjadi
dalam kehidupan nyata, kehidupan yang selalu dialami si terdidik. Oleh karena
isi bahan pengajaran menyentuh kehidupan si terdidik, ia merasa bahwa bahan itu
berguna baginya yang pada gilirannya mendorong baginya untuk mempelajarinya.
Dalam hal ini contoh yang diberikan sesuai dengan kehidupan si terdidik.[4]
Dalam proses pengembangan bahan
ajar tersebut terdapat 7 (tujuh) faktor yang harus dipertimbangkan oleh guru
agar bahan ajarnya menjadi efektif. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
1 Kecermatan isi,
2. Ketepatan cakupan,
3. Ketercernaan bahan ajar,
4. Penggunaan bahasa,
5. Perwajahan/pengemasan,
6. Ilustrasi,
7. Kelengkapan komponen.
c.
Manfaat Materi Ajar Bagi Guru dan
Siswa
1. Manfaat
materi ajar bagi guru
·
Efisiensi waktu dalam proses pembelajaran
Dengan adanya bahan ajar guru dapat memberikan tugas
kepada siswa untuk dapat mempelajari terlebih dahulu materi yang akan
diajarkan. Hal ini berimplikasi pada efektifitas dan efisiensi waktu
dalam proses pembelajaran, dimana guru tidak harus menjelaskan dan menerangkan
semua materi yang akan dibahas, namun
materi yang tidak dimengerti oleh siswa saja. Sehingga waktu yang tersisa dapat
dimanfaatkan untuk diskusi, tanya jawab, dan lain-lain.
·
Mengubah peran guru dari pengajar menjadi
fasilitator
Guru akan mempunyai waktu yang lebih lama
dalam mengelola dan meningkatkan mutu proses pembelajaran, misalkan melakukan
tanya jawab, menugaskan siswa untuk melakukan diskusi kelompok dan lainnya.
Dengan demikian akan terjadi komunikasi dan interaksi yang aktif antara guru
dan siswa, dimana guru dalam hal ini menempati perannya sebagai fasilitator
yang tidak hanya memaksakan keinginanan dan harapannya dalam proses
pembelajaran, tetapi juga memahami dan memperhatikan apa yang diinginkan dan
diharapkan oleh siswa.
·
Meningkatkan proses pembelajaran menjadi
lebih efektif dan interaktif.
Dengan adanya materi ajar, guru dapat memberikan variasi
dalam metode pembelajaran yang dipilih. Sehingga tidak hanya metode ceramah
satu arah saja yang digunakan tetapi lebih bersifat interaktif dan komunikatif
seperti diskusi dan tanya jawab. Guru hanya menerangkan hal-hal yang belum
dimengerti oleh siswa, disisi lain siswa juga mempunyai waktu dan kesempatan
untuk mempelajari dan memahami bahan
ajar tersebut dirumah, dan ketika dikelas dapat menanyakan hal yang belum
dikuasai kepada guru. Dengan demikian terjadi interaksi dan komunikasi antara
siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat
Materi Ajar Bagi Siswa
·
Siswa Dapat Belajar Secara Mandiri
Dengan adanya materi ajar siswa
dapat mempelajari materi-materi pelajaran di rumah tanpa didampingi oleh guru,
sehingga ia lebih siap mengikuti pelajaran karena telah mengetahui terlebih
dahulu konsep-konsep inti dari materi.
·
Siswa Dapat Belajar Sesuai Dengan Yang
Dikehendaki
Materi ajar dapat mengurangi
keterantungan siswa terhadap guru dalam hal menggali wawasan dan ilmu, dimana
siswa dapat menjadikan bahan ajar tersebut sebagai salah satu alternatif bahan
bacaan, bahan belajar maupun bahan diskusi siswa di luar kegiatan formal sekolah.
·
Siswa Dapat Belajar Sesuai Dengan
Kemampuannya
Kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran tertentu sangat beragam. Ada yang mampu memahami dengan cepat, ada
yang lambat dan ada juga yang sangat lambat. Hal ini dapat diatasi dengan
adanya bahan ajar, sehingga siswa dapat menentuan teknik dan kecepatannya
sendiri dalam belajar.
C. KESIMPULAN
Materi ajar
sangat berperan penting dalam pengajaran bahasa, keberhasilan atau ketuntasan
si terdidik dalam berbahasa juga sangat ditentukan oleh kualitas dan ketepatan
bahan atau materi ajar yang disampaikan.
Materi ajar
yang ideal adalah materi yang sesuai dengan keadaan objek pengajaran, dalam hal
ini objeknya adalah si terdidik. Guru atau pengajar yang mengajarkannya pun
harus memiliki kompetensi yang memadai, ia harus menguasai materi serta
konsepnya serta mengerti kondisi si terdidik. Dengan begitu proses pengajaran
akan lebih efektif dan si terdidik akan tuntas dalam pembelajaran bahasa.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamid, Abdul H.M dkk. Pembelajaran
Bahasa Arab pendekatan, metode, strategi, materi dan media. 2008. Malang:
UIN Malang Press.
Pateda, Mansoer. Linguistik
Terapan.1991. Flores: Penerbit Nusa Indah
Subhan M dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa
Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode Teknik, dan Media Pengajaran.
Bandung: CV Pustaka Setia. 2001
No comments:
Post a Comment
Thank You ^_^