Monday, October 3, 2016

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN


Oleh :
Adini
Siti Hani Nursyamsyiah

Ramdhani
Rasyid

Karim Syahrozi

Lazuardi Alfa


Jurusan Bahasa dan Sastra Arab II-A
 Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar belakang
Sejarah adalah suatu rujukan saat kita akan membangun masa depan. Namun, kadang orang malas untuk melihat sejarah, sehingga orang cendrung berjalan tanpa tujuan dan mungkin mengulangi kesalahan yang pernah ada di masa lalu. Disinilah sejarah berfungsi sebagai cerminan bahwa dimasa silam telah terjadi sebuah kisah yang patut kita pelajari untuk merancang masa depan.
Khulafa al-rasyidin sebagai sahabat-sahabat yang meneruskan perjuangan nabi Muhammad, kiranya pantas untuk dijadikan rujukan kita saat kita akan melaksanakan sesuatu di masa depan. Karena peristiwa yang terjadi sungguh beragam. Dari mulai cara pengangkatan sebagai khlifah, sistem pemerintahan, pengelolaan administrasi, hubungan sosial kemasyarakatan dan lain sebagainya.
Dalam memahami sejarah, kita di tuntut untuk dapat berfikir kritis, sebab, sejarah bukanlah barang mati yang tidak dapat dirubah. Akan tetapi sejarah bisa saja dirubah kisahnya oleh sang penulis sejarah. Nalar kritis kita dituntut untuk mampu membaca sejarah dan membandingkan dengan pendapat lain. Saat kita sudah mampu untuk menyibak tabir sejarah dari berbagai sumber, barulah kita dapat melakukan rekonstruksi sejarah.
Rekonstruksi sejarah perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan antara peradaban arab dan peradaban islam. Sebab, kita sering memakan mentah-mentah peradaban yang datang dari arab, sebab semua dianggapa peradaban islam. Kita perlu memandang peradaban dari berbagai aspeknya, langkah ini agar kita tidak hanya sekedar bangga dan larut dalam historisisme yang sering kali menjebak pemikiran progressif kita.

  
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Khulafaurrasyidin
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW status sebagai Rasulullah tidak dapat digantikan oleh siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan beliau yang kedua sebagai pimpinan kaum muslimin harus segera ada gantinya. Orang-orang itulah yang dinamakan “Khulafaurrasyidin” artinya yang menggantikan Nabi menjadi kepala kaum muslimin (pimpinan komunitas Islam) dalam memberikan petunjuk ke jalan yang benar dan melestarikan hukum-hukum Agama Islam. Merekalah yang menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran serta berperan penting dalam perkembangan Islam.

Perekembangan islam setelah Rosulallah di teruskan kembali oleh sahabat-sahabat rasulaallah (khulafaurrasyidin) mulai dari masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar As-shidiq yang hanya memerintah selama 2 tahun 3 bulan dan bergerak kembali di masa pemerintahan Khalifah Ummar bin Khatab selama  10 tahun lamanya kemudian di gerakan kembali oleh ustman bin affan selama 12 tahun kemudian oleh Ali bin abi thalib selama 5 tahun.

2.2.Perkembangan Islam pada masa Abu Bakar As-shiddiq (11-13H/632-634 M)
Abu Bakar As-Shidiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang mempunyai nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi. Pada zaman pra Islam ia bernama Abu Ka’bah, kemudian diganti oleh Nabi SAW. menjadi Abdullah. Diberi julukan Abu Bakar atau pelopor pagi hari, karena beliau termasuk orang laki-laki yang masuk Islam pertama kali. Sedangkan gelar As-Shidiq diperoleh karena beliau senantiasa membenarkan semua hal yang dibawa Nabi SAW terutama pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj. Setelah masuk Islam, beliau menjadi anggota yang paling menonjol dalam jamaah Islam setelah Nabi SAW. Beliau terkenal karena keteguhan pendirian, kekuatan iman, dan kebijakan pendapatnya.
Abu Bakar terpilih untuk memimpim kaum Muslimin setelah Rasulullah disebabkan beberapa hal:
1.      Dekat dengan Rasulullah baik dari ilmunya maupun persahabatannya.
2.      Sahabat yang sangat dipercaya oleh Rasulullah.
3.      Dipercaya oleh rakyat, sehingga beliau mendapat gelar As–Siddiq, orang yang sangat dipercaya.
4.      Seorang yang dermawan.
5.      Abu Bakar adalah sahabat yang diperintah Rasulullah SAW menjadi Imam Shalat jama’ah.
6.      Abu Bakar adalah termasuk orang yang pertama memeluk Islam

Kebijaksanaan yang diilakukan Abu Bakar dalam mengemban kekhalifahannya yaitu:
1.      Pemberangkatan pasukan Usamah bin Zaid sesuai dengan pesan Rasulullah. Banyak sahabat yang mengusulkan untuk pembatalan pemberangkatan pasukan ini karena  banyak orang arab yang murtad dan kemungkinan muncul bahaya yang mengancam Madinah. Dengan keyakinan akan kekuatan islam yang kuat akhirnya pasukan islam memperoleh kemenangan yang gemilang
2.      Perang melawan orang-orang Murtad. Adapun orang murtad pada waktu itu ada dua yaitu :
a.       Mereka yang mengaku nabi dan pengikutnya, termasuk di dalamnya orang    yang meninggalkan sholat, zakat dan kembali melakukan kebiasaan jahiliyah.
b.      Mereka membedakan antara sholat dan zakat, tidak mau mengakui kewajiban zakat dan mengeluarkannya.
Dalam menghadapi kemunafikan dan kemurtadan ini, Abu Bakar tetap  padaprinsipnya yaitu memerangi mereka sampai tuntas.
3.      Mengembangkan wilayah Islam keluar Arab. Ini ditujukan ke Syiria dan Persia, Damaskus, Palestina, Yordan Irak.
4.      Pemerintahan berdasarkan musyawarah. Apabila terjadi suatu perkara, Abu Bakar selalu mencari hukumnya dalam kitab Allah. Jika beliau tidak memperolehnya maka beliau mempelajari bagaimana Rasul bertindak dalam suatu perkara. Dan jika tidak ditemukannya apa yang dicari, beliaupun mengumpulkan tokoh-tokoh yang terbaik dan mengajak mereka bermusyawarah. Apapun yang diputuskan mereka setelah pembahasan, diskusi, dan penelitian, beliaupun menjadikannya sebagai suatu keputusan dan suatu peraturan.
5.      Amanat Baitul Mal.  Para sahabat Nabi beranggapan bahwa Baitul Mal adalah amanat Allah dan masyarakat kaum muslimin. Karena itu mereka tidak mengizinkan pemasukan sesuatu kedalamnya dan pengeluaran sesuatu darinya yang berlawanan dengan apa yang telah ditetapkan oleh syari’at.
6.      Konsep pemerintahan.  Politik dalam pemerintahan Abu Bakar telah beliau jelaskan sendiri kepada rakyat banyak dalam sebuah pidatonya : “Wahai manusia ! Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantara kamu. Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku dengan baik, maka bantulah (ikutilah) aku, tetapi jika aku berlaku salah, maka luruskanlah ! orang yang kamu anggap kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak daripadanya. Sedangkan orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku dapat mengembalikan hak kepadanya. Maka hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun bilamana aku tiada mematuhi Allah dan Rasul-Nya, kamu tidaklah perlu mentaatiku”.
7.      Kekuasaan Undang-undang yang adil. Abu Bakar tidak pernah menempatkan diri dan sanak keluarga beliau diatas undang-undang. Dan mereka itu dihadapan undang-undang adalah sama seperti rakyat yang lain,baik kaum Muslim maupun non Muslim.
8.      Memerintahkan mengumpulkan mushaf Al-Qur’an. Setiap ayat-ayat Al-Qur’an dari simpanan Al-Kuttab, yakni para penulis (sekretaris) yang pernah ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW pada masa hidupnya, dan menyimpan keseluruhan naskah di rumah janda Nabi SAW, yakni Siti Hafshah.
Sedikitnya penaklukan pada zaman Khalifah Abu Bakar dikarenakan:
1.      Masa pemerintahan hanya berusia 2 tahu 3 bulan 11 hari.
2.      Karena disibukkan dengan perang melawan orang-orang murtad yang meliputi seluruh Jazirah Arab.
 Ketika Abu Bakar merasa kematiannya sudah dekat maka beliau menuliskan wasiat yang berisi tentang penggantinya kelak yaitu Umar bin Khatab dengan bantuan dan pertimbangan senior lainnnya.

2.3.  Perkembangan Islam pada masa Umar bin Khaththab (13-23 H/634-643 H)
Umar bin Khatab adalah keturunan Quraisy dari suku Bani Ady. Suku Bani Ady terkenal sebagai suku yang terpandang mulia dan berkedudukan tinggi pada masa Jahiliah. Umar bekerja sebagai saudagar. Beliau juga sebagai duta penghubung ketika terjadi suatu masalah antara kaumnya dengan suku Arab lain. Sebelum masuk Islam beliau adalah orang yang paling keras menentang Islam, tetapi setelah beliau masuk Islam dia pulalah yang paling depan dalam membela Islam tanpa rasa takut dan gentar.
Kebijaksanaan yang diilakukan Umar bin Khaththab  dalam mengemban kekhalifahannya yaitu:
1.      Ahlul Hall Wal ‘Aqdi adalah wakil-wakil rakyat yang duduk sebagai anggota majelis syura, yang terdiri dari alim ulama dan kaum cerdik pandai (cendekiawan) yang menjadi pemimpin-pemimpin rakyat dan dipilih atas mereka. Terdiri dari:
a.      Majelis Syura (Diwan Penasihat), ada tiga bentuk :
·         Dewan Penasihat Tinggi
·         Dewan Penasihat Umum
·         Dewan antara Penasihat Tinggi dan Umum
b.      Al-Katib (Sekretaris Negara), di antaranya adalah Abdullah bin Arqam.
c.       Nidzamul Maly (Departemen Keuangan) mengatur masalah keuangan dengan pemasukan dari pajak bumi, ghanimah, jizyah, fai’ dan lain-lain.
d.      Nidzamul Idary (Departemen Administrasi), bertujuan untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat, di antaranya adalah diwanul jund yang bertugas menggaji pasukan perang dan pegawai pemerintahan.
e.       Departemen Kepolisian dan Penjaga yang bertugas memelihara keamanan dalam negara.
f.        Departemen Pendidikan dan lain-lain.
2.      Perluasan wilayah.
a.                   Kawasan Sebelah Barat (Negeri-negeri Syam)
·         Perang Yarmuk (14 H/635 M) dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan berhasil.
·         Penaklukan Damaskus dan kota lainnya di Syam. Dibawah pimpinan panglima Ubaidah bin al-Jarrah dan ditemani Khalid mampu menguasai Fahl Baisyan, Damaskus, Himsh kemudian Qanisrin, Qaisarah dan Biqa’.
·         Pembukaan baitul Maqdis. Para pendeta kristen ditempat itu menyerahkan kunci Baitul Maqdis dan siap membayar jizyah.Kaum muslimin melakukan shalat di Masjidil Aqsha lalu menaklukan kota Halb, Manbaj, Haran,Raha dan kota-kota lainnya.
·         Penaklukan wilayah Syam. Muawiyah bin Abu Sufyan berhasil menaklukan kota Shuwar, Shida, Beirut, dan Tharablis (Tripoli).
·         Penaklukan Mesir (20 H/640 M). Ditaklukan dibawah pimpinan ‘Amr bin Ash. Setelah itu menaklukan Iskandariyah dan mewajibkan penduduk yang kalah agar membayar jizyah.
·         Penaklukan Libya. Setelah itu pasukan Islam menaklukan Barqah dan Zuwailah, serta Tharablis (Tripoli), Shabratah, dan Syarus. Umar melarang Amr bin Ash agar tidak melakukan penaklukan lebih jauh dari itu.
b.                  Kawasan Timur (Persia)
·         Perang Namariq (13 H/634 M). Dibawah pimpinan Abu Ubaidah ats-Tsaqafi dan memperoleh kemenangan.
·         Perang Jisr (Sya’ban 13 H/634 M). Abu Ubaidah menemukan syahidnya lalu digantikan al-Mutsanna bin Haritsah dan menarik mundur pasukan umat Islam karena banyak yang terluka.
·         Perang Buwaib (Ramadhan 13H/634 M). Dibawah pimpinan al-Mutsanna dan berhasil. Pada saat itu datang bantuan pasukan pimpinan Sa’ad bin Abi Waqash.
·         Perang Qadhisiyah Kubra (14 H/635 M). Dibawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqash dan berhasil.
·         Penaklukan Ibu kota Persia dan akhir kekaisaran Persia.
·         Penaklukan Madian (Shafar 16 H/637 M). Dibawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqash dan berhasil.
·         Penaklukan Jalawla’ kemudian menaklukan Halwan, Tikrit, Musol, Masabadzan, Ahwaz, Tustar, Sus, dan Jandayasabur.
·         Penaklukan Ashthahar (17 H/638 M). Dibawah pimpian Ala’ binul-Hadhrami sempat mengalami pengepunagn oleh Persia tetapi pada akhirnya datang bantuan dari pasukan Umar, Islam memperoleh kemenangan.
3.      Pengembangan Islam Sebagai Kekuatan Politik
Periode kekhalifahan Umar tidak diragukan lagi merupakan “abad emas” Islam dalam segala zaman. Khalifah Umar bin Khattab mengikuti langkah-langkah Rasulullah dengan segenap kemampuannya, terutama pengembangan Islam. Ia adalah pendiri sesungguhnya dari sistem politik Islam. Ia melaksanakan hukum-hukum Ilahiyah (syariat) sebagai code (kitab undang-undang) suatu masyarakat Islam yang baru dibentuk. Maka tidak heran jika ada yang mengatakan bahwa beliaulah pendiri daulah islamiyah (tanpa mengabaikan jasa-jasa Khalifah sebelumnya). Banyak metode yang digunakan Umar dalam melakukan perluasan wilayah, sehingga musuh mau menerima Islam karena perlakuan adil kaum Muslim. Di situlah letak kekuatan politik terjadi. Dalam rangka desentralisasi kekuasaan, pemimpin pemerintahan pusat tetap dipegang oleh Khalifah Umar bin Khattab. Sedangkan di propinsi, ditunjuk Gubernur (orang Islam) sebagai pembantu Khalifah untuk menjalankan roda pemerintahan. Khalifah Umar bukan saja menciptakan peraturan-peraturan baru, beliau juga memperbaiki dan mengadakan perbaikan terhadap peraturan-peraturan yang perlu direvisi dan dirubah. Di samping ilmu pengetahuan, seni bangunan, baik itu bangunan sipil (imarah madaniyah), bangunan agama (imarah diniyah), ataupun bangunan militer (imarah harbiyah), mengalami kemajuan yang cukup pesat pula. Kota-kota gudang ilmu, di antaranya adalah Basrah, Hijaz, Syam, dan Kuffah seakan menjadi idola ulama dalam menggali keberagaman dan kedalaman ilmu pengetahuan. Ahli-ahli kebudayaan membagi ilmu Islam menjadi 3 kelompok, yaitu :
a.       Al ulumul islamiyah atau al adabul islamiyah atau al ulumun naqliyah  atau al ulumus syariat yang meliputi ilmu-ilmu Quran, hadis, kebahasaan (lughat), fikih, dan sejarah (tarikh).
b.      Al adabul arabiyah atau al adabul jahiliyah yang meliputi syair dan khitabah (retorika) yang sebelumnya memang telah ada, tapi mengalami kemajuan pesat pada masa permulaan Islam.
c.       Al ulumul aqliyah yang meliputi psikologi, kedokteran, tehnik, falak, dan filsafat. Pada saat itu, para ulama berlomba-lomba menyusun berbagai ilmu pengetahuan karena:
·         Mereka mengalami kesulitan memahami Al Qur’an
·         Sering terjadi perkosaan terhadap hokum
·         Dibutuhkan dalam istimbath (pengambilan) hokum
·         Kesukaran dalam membaca Al Qur’an.
Oleh karena itulah, banyak orang yang berasumsi bahwa kebangkitan Arab masa itudidorong oleh kebangkitan Islam dalam menyadari pentingnya ilmu pengetahuan. Apabilaada orang menyebut, “ilmu pengetahuan Arab”, pada masa permulaan Islam, berarti itu adalah “ilmu pengetahuan Islam”.
4.      Membentuk kantor/kementrian. Ada kantor  tentara, kantor distribusi, pengiriman surat melalui kurir, dan membuat mata uang.
5.      Orang pertama yang membuat penanggalan Islam dengan menjadikan awal hijrah Rasulullah sebagai awalnya.
6.      Umar melakukan perluasan Masjidil Haram

Beliau mati syahid akibat sebuah konspirasi yang dirancang oleh musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Persia yang sangat membencinya. Karena Umar lah yang menyebabkan lenyapnya kekuasaan mereka.
Umar meninggal karena ditusuk dengan belati beracun ketika shalat oleh Lu’luah al-Majusi, seorang mantan budak Persia. Umar wafat pada bulan Dzulhijjah 23 H/ 643 M dan memerintah selama 10 tahun lamanya.

2.4.       Perkembangan Islam pada masa Ustman bin Affan (23-25 H/ 644-656 M)
Ustman Bin Affan dipilih dan diangkat dari enam orang calon yang diangkat oleh khalifah Umar saat menjelang wafatnya karena pembunuhan. Keenam orang tersebut adalah: Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan, Saad bin Abu Waqqash, Abd al-Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, serta Abdullah bin Umar Dalam pemilihan lewat perwakilan tersebut Ustman Bin Affan mendapatkan suara terbanyak.
Diantara Khulafaurrasyidin adalah Ustman Binu Affan (Khalifah ketiga) yang memerintah umat Islam paling lama dibandingkan ketiga Khalifah lainnya. Ia memerintah selama 12 tahun. Pemerintah khalifah Ustman Bin Affan mengalami masa kemakmuran dan berhasil dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya. Ia melanjutkan kebijakan-kebijakan Khalifah Umar. Pada separuh terakhir masa pemerintahannya, muncul kekecewaaan dan ketidakpuasaan dikalangan masyarakat karena ia mulai mengambil kebijakan yang berbeda dari sebelumnya.
Ustman Bin Affan mengangkat keluarganya (Bani Ummayyah) pada kedudukan yang tinggi. Ia mengadakan penyempurnaan pembagian kekuasaan pemerintahan, Ustman Bin Affan menekankan sistem kekuasaan pusat yang mengusaai seluruh pendapatan propinsi dan menetapkan seorang juru hitung dari keluarganya sendiri.
Kebijaksanaan yang diilakukan Ustman Bin Affan dalam mengemban kekhalifahannya yaitu:
1.  Perluasan wilayah kekuasaan. Dimasa pemerintahan Utsman, negeri-negeri yang telah masuk ke dalam kekuasaan Islam antara lain: Barqoh, Tripoli Barat, sebagian Selatan negeri Nubah, Armenia dan beberapa bagian Thabaristan bahkan tentara Islam telah melampaui sungai Jihun (Amu Daria), negeri Balkh (Baktria), Hara, Kabul dan Gzaznah di Turkistan.
Jadi Enam tahun pertama pemerintahan Ustman bin Affan ditandai dengan perluasan kekuasaan Islam. Perluasan dan perkembangan Islam pada masa pemerintahannya telah sampai pada seluruh daerah Persia, Tebristan, Azerbizan dan Armenia selanjutnya meluas pada Asia kecil dan negeri Cyprus. Atas perlindungan pasukan Islam, masyarakat Asia kecil dan Cyprus bersedia menyerahkan upeti sebagaimana yang mereka lakukan sebelumnya pada masa kekuasaan Romawi atas wilayah tersebut
2.      Pembangunan angkatan laut bermula dari adanya rencana Khalifah Ustman untuk mengirim pasukan ke Afrika, Mesir, Cyprus dan Konstatinopel Cyprus. Untuk sampai ke daerah tersebut harus melalui lautan. Oleh karena itu atas dasar usul Gubernur di daerah, Ustman pun menyetujui pembentukan armada laut yang dilengkapi dengan personil dan sarana yang memadai.
3.      Pendewanan Mushaf Ustmani. Karena selama pemerintahan Ustman, banyak sekali bacaan dan versi al-Qur’an di berbagai wilayah kekuasaan Islam yang disesuaikan dengan bahasa daerah masingmasing. Dengan dibantu oleh Zaid bin Tsabit dan sahabat-sahabat yang lain, Khalifah berusaha menghimpun kembali ayat-ayat al-Qur’an yang outentik berdasarkan salinan Kitab Suci yang terdapat pada Siti Hafsah, salah seorang isteri Nabi yang telah dicek kembali oleh para ahli dan huffadz dari berbagai kabilah yang sebelumnya telah dikumpulkan.
4.      Konflik dan Kemelut Politik Islam. Khalifah Ustman adalah pemimpin yang sangat sederhana, berhati lembut dan sangat shaleh, sehingga kepemimpinan beliau dimanfaatkan oleh sanak saudaranya dari keluarga besar Bani Umayah untuk menjadi pemimpin di daerah-daerah. Disamping itu Khalifah Utsman dituduh sebagai orang yang boros mengeluarkan belanja, dan kebanyakan diberikan kepada kaum kerabatnya sehingga hampir semuanya menjadi orang kaya.
Situasi politik di akhir masa pemerintahan Ustman benar-benar semakin mencekam bahkan usaha-usaha yang bertujuan baik untuk kamaslahatan umat disalahfahami dan melahirkan perlawanan dari masyarakat. Misalnya kodifikasi al-Qur’an dengan tujuan supaya tidak terjadi kesimpangsiuran telah mengundang kecaman melebihi dari apa yang tidak diduga.
Lawan-lawan politiknya menuduh Ustman bahwa ia sama sekali tidak punya otoritas untuk menetapkan edisi al-Qur’an yang ia bukukan. Mereka mendakwa Ustman secara tidak benar telah menggunakan kekuasaan keagamaan yang tidak dimilikinya Lemahnya karakter kepemimpinan Ustman menjadikan kekuatan dan kekuasaanya semakin terancam. Artinya, pribadi Ustman bin Affan yang sederhana dan berhati lembut membuat para pemberontak lebih leluasa dalam melakukan provokasi dan kerusuhan di wilayah kekuasaan Islam. Sikap sederhana dan lemah lembut dalam ilmu politik sebenarnya kurang relevan diterapkan, apalagi pada saat itu kondisi pemerintahan dalam saat-saat kritis. Dan lagi-lagi pada beberapa kasus, Ustman bin Affan begitu mudah memaafkan orang lain, meskipun pada kenyataannya orang tersebut adalah termasuk  kelompok yang memerangi dan sangat tidak suka dengan beliau.

2.5.       Pekembangan Islam pada masa Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah Amirul Mukminin keempat yang dikenal sebagaiorang yang alim, cerdas dan taat beragama. Beliau juga saudara sepupu Nabi SAW (anak paman Nabi, Abu Thalib), yang jadi menantu Nabi SAW, suami dari putri Rasulullah yang bernama Fathimah. Ali Bin Abi Thalib tampil memegang pucuk kepemimpinan negara di tengah-tengah kericuhan dan huru-hara perpecahan akibat terbunuhnya Usman oleh kaum pemberontak. Ali Bin Abi Thalib dipilih dan diangkat oleh jamaah kaum muslimin di madinah dalam suasana sangat kacau, dengan pertimbangan jika khalifah tidak segera dipilih dan di angkat, maka ditakutkan keadaan semakin kacau. Ali Bin Abi Thalib di angkat dengan dibaiat oleh masyarakat.
Dalam masa pemerintahannya, Ali Bin Abi Thalib mengahadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, Ali Bin Abi Thalib tidak mau menghukum para pembunuh Usman dan mereka menuntut bela’ terhadap daerah Usman yang telah ditumpahkan secara dhalim. Perang ini dikenal dengan nama perang jamal.
Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali Bin Abi Thalib juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah. Yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaannya. Pertempuran yang terjadi dikenal dengan perang shiffin, perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelsaikan maslah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga Al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali).
Kekalahan Ali dalam diplomasi perang tersebut, menyebabkan Dunia Islam diperintah berdasarkan sistem monarchi, yaitu suksesi kepemimpinan yang berdasarkan turuntemurun. Disamping itu, kekalahan Ali dalam perangan tersebut, menyebabkan lahirnya golongan Syi’ah, dengan doktrin, bahwa hanya Ali dan keturunannyalah yang berhak menjadi Khalifah.
Kebijaksanaan yang diilakukan Ali bin Abi Thalib  dalam mengemban kekhalifahannya yaitu:
1.      Memecat beberapa gubernur yang pernah diangkat Utsman bin Affan, mereka adalah Bani Umayyah
2.      Mengembalikan tanah-tanah dan hibah yang demikian besar jumlahnya.
Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali adalah :
1.      Terciptanya ilmu bahsa/nahwu (Aqidah nahwiyah)
2.      Bermkebangnya ilmu Khatt al-Qur’an
3.      Berkembangnya Sastra
Ali dibunuh oleh seorang Khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam pada saat akan melaksanakan shalat shubuh. Peristiwa ini terjai pada Ramadhan 40 H/661 M. Beliau memerintah dalam jangka waktu 5 tahun.


Peristiwa-Peristiwa Penting Pada Masa Khulafaur Rasyidin

Tahun
Peristiwa
Masa Kekuasaan Khalifah
11 H
12 H
13 H
13 H
14 H
15 H
17 H
20 H
21 H
23 H
27 H
28 H
31 H
32 H
35 H
36 H
37 H
38 H
41 H
Rasulullah saw wafat (Rabiul Awal)
Perang Riddah
Perang Yarmuk
Abu Bakar wafat (Jumadil Akhir)
Penaklukan Damaskus
Perang Qadisiyah
Penaklukan Persia
Penaklukan Mesir
Perang Nawahand
Penaklukan Khurasan, Persia
Penaklukan Tarablusi dan Afrika
Penaklukan Cyprus
Perang Dzatu Sawari
Khurasan kembali ditaklukan
Utsman wafat
Perang Jamal
Perang Siffin dan Tahkim
Perang Nahawand
Ali bin abi Thalib wafat
Abu Bakar Ash-Shiddiq



Umar bin Khaththab





Utsman bin Affan




Ali bin Abi Thalib




BAB  III
PENUTUP
 
3.1     Kesimpulan
-          Pada masa Abu bakar As-shiddiq beliau memerintah selama 2 tahun3 bulan
-          Pada masa Umar bin Khaththab beliau memerintah selama 10 tahun
-          Pada masa Ustman bin Affan beliau memerintah selama 2 tahun
-          Pada masa Ali bin Abi Thalib beliau memerintah selama 5 tahun
-          Di masa pemerintahan khulafaurrasyidin perkembangan islam memiliki kemajuan
Pengembangan agama Islam yang dilakukan pemerintahan khulafaur rasyidin dalam waktu yang relative singkat telah membuahkan hasil yang gilang-gemilang. Dari hanya wilayah Arabia, ekspansi kekuasaan Islam menembus ke luar Arabia memasuki wilayah-wilayah Afrika, Syiria, Persia bahkan menembus ke Bizantium dan Hindia.

3.2        Saran
Sedikit demi sedikit sejarah perkembangan islam pada masa khulafa arrasyidin tercantum mulai masa kholifah Abu bakar As-shiddiq sampai pada masa Ali bin Abi Thalib.
 Tak ada niat untuk menggurui dan tak ada maksud untuk mengajari, namun ada baiknya setelah kita mengetahui hal itu semua, kita coba terapkan satu persatu, sedikit demi sedikit mulai dari diri kita, dari yang terkecil dan yang terpenting adalah dari saat ini.

  
 

DAFTAR PUSTAKA

 
·         Al-Usairy, Ahmad. 2003. Sejarah Islam Sejak zaman Nabi Adam Hingga Abad XX . Jakarta: Akbar Media
·         Amin, Munir Samsul.2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah
·         Hasan, Ibrahim Hasan.Tarikh Al-Islam As-Siyasi wa al-Dini, wa al-Tsaqafi wa al-Ijtima’i. Kairo: Maktabah al-Nadhlah al-Mishriyyah.hal 336-382
·         Ilaihi, Wahyu dan Harjani Hefni.2007.Pengantar Sejarah Dakwah.hal 105-106
·         Mufrodi, Ali.1999.Islam di Kawasan Kebudayaan Arab.Jakarta: Logos Wacana Ilmu
·         Saepudin, Didin.2007. Sejarah Peradaban Islam.Jakarta: UIN Jakarta Press






No comments:

Post a Comment

Thank You ^_^