Ada Apa Dengan Pilkada DKI 2017 ? :D
*Sebelum membaca, ada info dulu ya, ini hanya catatan kecil saya, #imho alias In My Humble Opinion, so.. #cmiiw alias Correct Me If I Wrong heheh
Nulis ini dalam keadaan tenang, santai dan adem..jadi semoga tulisan ini bisa sedikit menyejukkan.. (?) :D
Ketika kita memilih sesuatu yang sifatnya kompetisi atau menjagokan seseorang, tentu akan sangat bahagia jika pilihan kita ternyata jadi pilihan orang lain juga..
Seperti di Pilkada DKI kemarin, kita tentunya bahagia jika pilihan yang kita jagokan ternyata banyak yang memilih apalagi sampai menang.
Tapi nyatanya, tak semua yang kita harapkan bisa terwujud termasuk kesamaan pilihan kita dengan orang-orang terdekat, teman, sahabat, saudara, bahkan yang tinggal satu atap pun belum tentu punya pilihan sama..
Sebelum lanjut, mau bahas tentang pandangan politik saya dulu ya, gatau ini penting apa ngga, tapi yaudahlah saya tulis aja, blog saya ini wkwk
Jadi, dulu itu saya selalu males sama hal-hal yang berbau politik, menurut saya waktu itu, politik itu ga ada yang 'bersih', penuh dengan pencitraan dan banyak kamuflase
Terus, saya punya temen yang deket banget, ya..sahabatan gitu, tapi dia tuh melek politik banget, dan malah sering debat sama saya karena saya terlalu anti sama politik wkwk
Tapi sekarang sih ga terlalu anti, malah udah lumayan sering kepoin ini itu, karena saya baru sadar bahwa ternyata politik itu penting untuk diketahui, bukan berarti kita harus berkecimpung dan menjadi kader dalam suatu partai ya, tapi sebagai pemenuhan kebutuhan pengetahuan kita sebagai warga negara.
Sahabat saya menjelaskan, memang politik itu ga selamanya 'bersih', pasti ada saja oknum yang bermasalah dan bikin kacau sehingga efek domino pun tak bisa dihindari lalu berimbas pada rusaknya citra dunia politik.
Jadi..ketika kita sudah tau keadannya seperti itu, maka jangan ditinggalkan tapi dukunglah orang-orang baik yang punya keahlian dalam berpolitik untuk berkiprah disana dan jadi orang baik di dunia politik. Kenapa? Karena jalannya roda pemerintahan ini tidak bisa lepas dari dunia politik. Simplenya, kita butuh orang baik di pemerintahan.
Menjadi orang 'baik' di pemerintahan tidaklah mudah, pasti ada saja 'godaan'nya, suka liat kan ada kasus korupsi ini itu di berita tv?
Tapi sayangnya kita seringnya ga tahu apakah mereka yang tertuduh sebagai koruptor dan diblowup di media adalah memang benar korupsi atau hanya sengaja difitnah alias korban penjebakan?
Wallahu a'lam..hanya Allah yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik layar..
Soal pemilu, saya baru beneran nyadar pentingnya pemilu adalah ketika pemilihan presiden 2014 lalu hehe
Baru kerasa emosionalnya ketika pilihan kita ternyata kalah
Semakin berasa emosional lagi pas pemilihan Gubernur DKI kemarin.. ya..wajar sih, soalnya dari bulan November 2016 s/d hari ini yg sudah H+2 pemilu ini banyak peristiwa luar biasa apalagi di media sosial hingga detik ini masih saja rame bahas soal pilkada..
Pilihan di putaran ke-dua kemarin hanya ada 2 pilihan sih.. Nomor 2 dan Nomor 3. Tapi faktanya di lapangan, masyarakat DKI tidak hanya terbelah jadi 2 kubu, tapi 3 kubu, atau malah lebih (?).
Jadi, ada yang pro no.2, ada yang pro no.3, dan ada juga yang ga pro dua-duanya alias GolPut
Kenapa bisa bilang begitu?
Karena saya menemukan teman SMP saya yang update status di medsosnya bahwa ia tidak memilih siapapun, karena menurutnya dua pilihan itu ga ada yang bener-bener cocok sama kriteria dia, tapi siapapun yang menang dia akan bantu jika programnya pro rakyat, jika menyusahkan yaudah tinggalin aja..
itu salah satu contohnya, mungkin ada beberapa orang lagi yang golput kemarin -,-
kan sayang ya suara jadi hilang, satu pun sangat berarti..
Setidaknya kita ada usaha untuk memilih mana yang paling 'mending' di antara dua pilihan.. :D
Karena kata guru ngaji, memilih saat pemilu adalah bentuk ibadah, amal shalih dan juga ikhtiar kita.. ikhtiar dalam menentukan pemimpin yang baik dan pro rakyat.
Banyak orang yang bilang, jangan bawa-bawa agama ke dalam dunia politik. Tapi faktanya politik ga bisa dipisahkan dari agama bro,sis. Ga percaya? Baca aja sejarah-sejarah berbagai bangsa di zaman dulu , atau sejarah bangsa Indonesia aja deh yang lebih deket..pasti ada kaitannya kan? Nah..ada kan..
Lagipula, kita yang khususnya beragama islam, seperti yang kita ketahui, agama kita ini mengatur dari hal kecil sampai hal besar, segala sesuatu ada adabnya, dari soal makan dan minum aja ada adabnya, apalagi soal kehidupan sebagai warga negara yang menghadapi masa pemilu? :D
Soal pilihan dalam pilkada kemarin, setiap orang punya pilihannya masing-masiang, punya sudut pandang, penilaian dan pemahaman masing-masing, jadi ya selaw saja kalau menemukan berbagai perbedaan pendapat, udah sunnatullah-nya itu mah..hehe
Tapi sebagai muslim, saya berusaha mentaatiNya, sesuai perintah Allah dalam al qur'an, kita diharuskan memilih pemimpin muslim. Ya walupun..pada awalnya saya kurang sreg sama beliau karena dulu sempat jadi jubir dari pasangan lawan dari capres jagoan saya wkwk, itu pertama. Yang kedua, pilihan saya ini adalah pilihan yang dianjurkan juga oleh para ulama dan tokoh agama.
Kemarin ada saksi dari pihak no.2 yang ditanya, "kenapa mau jadi saksi untuk no.2?" padahal si saksi muslimah berjilbab, kemudian ia menjawab "pilih no.3 juga ga bakal masuk surga", jaaah
Seharusnya ya jangan hopeless gitu bu, emang sih kita manusia biasa tempat salah, dosa dan lupa, tapi setidaknya ada ikhtiar kita untuk memperbanyak amal baik termasuk mentaati perintah Allah, karena kita gatau kebaikan mana yang akan mengantarkan kita ke surga nanti. Tapi balik lagi, soal mau percaya atau ngga ya terserah masing-masing pribadi..hehe
Sampai disitu, pasti ada saja yang ga setuju saya bawa-bawa agama ya? Iyalah..di medsos banyak, bahkan saudara jauh yang masih ada hubungan darah aja doi ga se-ide sama saya
Emang dah pilkada kali ini lebih panas dari sebelumnya, apalagi di medsos..beuuuh...
ini PilGub rasa PilPres ya jadinya wkwk
yaa..maklumlah, Jakarta kan Ibu Kota, jadi kayak miniaturnya Indonesia gitu.. :D
Dari yang temenan jadi ga temenan, yang saudaraan jadi debat mulu, yang kenal jadi pura-pura gak kenal..dahsyat emang
Yodah kita lanjut ke alasan lain, saya pilih yang paling 'mending' citranya. Nah soal citra juga tiap orang punya pandangan masing-masing pastinya..
Klo saya pribadi, melihat dari soal etika dalam berbicara, saya pilih yang lebih santun..
Dari track record, saya pilih yang tidak tersangkut kasus korupsi, walaupun beberapa waktu lalu sempat ada berita yang menyeret nama pilihan saya tapi sepertinya ga berlanjut dan hanya hoax hehe
Sedangkan pilihan yang satu lagi itu namanya pernah beberapa kali terseret di kasus korupsi (liat di tv) tapi ga pernah terusut dengan tuntas juga, eh apa saya yang kurang update ya
Terus..klo lihat tulisannya bang Panji, pilihan saya ternyata juga didukung oleh mantan-mantan ketua KPK dan jajaran tokoh penting..jadi wajarlah saya jadi lebih yakin..hehe
Selain itu juga karena program-program kerja yang ditawarkan yang sepertinya akan sangat bermanfaat jika bisa tercapai.
Oia, yang membuat pilkada kali ini jadi lebih emosional mungkin terpicu oleh kasus al Maidah ya..
Klo menyimak sidang kemarin, Jaksa Penuntut Umum membacakan soal kapan saja yang bersangkutan menyinggung ayat tersebut, jadi ternyata tak hanya saat di Kepulauan Seribu, tapi juga tertulis di salah satu halaman di buku beliau yang terbit sebelum tahun 2010. Selain itu beliau membuat guyonan mau bikin wifi dengan nama "almaidah' dan passwordnya adalah 'kafir'
Ya..wajar atuh pak, kemarin umat islam tersinggung dan protes karena itu kan hal sensitif.. malah dilaporkan pada yang berwajib..
Nah dalam hal ini juga umat islam terbelah ada pro kontra soal pengaduan ini..
Tapi ya..mungkin karena kurang ditanggapi akhirnya diadakan aksi yang ternyata ga cukup sekali, jadi secara bertahap sesuai respon dari yang berwajib seperti apa..
Intinya sih, tidak ada asap klo tidak ada api, ada pergerakan pasti ada penyebabnya.. kita doakan semuanya bisa sampai di ujung yang baik..
Nah di media sosial..bener-bener luar biasa ya the power of medsos ini, kenapa?
Karena di medsos segala isu gampang tersebar, ada berita benar ada berita hoax. Akun penyebarnya pun tidak sedikit yang anonim (pasti karena takut ketahuan ya wkwk).
Di medsos, banyak orang merasa bebas untuk tubir (red.ribut) sana sini karena ga tatap muka langsung, "ah medsos ini", jadi banyak orang lebih berani untuk koar-koar di medsos ckck
Ada yang nyinyirin si A, nyinyirin si B. Ada yang membuat seolah-olah pihak A nyinyir ke B, atau pihak B nyinyir ke A, padahal kita ga tau apakah yang nyinyir itu bener A atau B, Atau malah sebenarnya hanya adu domba oleh pihak C? Who knows :)
Yang saya ga setuju adalah ketika ada yang tubir alias ribut serta nyinyir dengan bawa-bawa agama, jangan deh..agama kita ini mengajarkan kesantunan kan..yang ada malah memunculkan pandangan kurang baik terhadap agama kita, jadi, 'ga suka' boleh, tapi nyinyir atas nama agama ga boleh ya..harus tetap santun..
Terus ada lagi yang mengaku dari pendukung kubu sebelah, ribut dan nyinyir bawa-bawa kebon binatang segala
Jadi intinya yang bikin keruh ini mungkin hanya oknum-oknum yang aktif di medsos dan menggoreng isu. Jadi perputaran tubir ini terus berlanjut seperti bandul yang bergerak kiri kanan tidak tahu kapan berhenti terus berbalas-balasan, pertanyaannya siapa yang mulai? Ga ada yang tau pasti karena ga ada yang mau ngaku juga kali wkwk
Saya yakin sih, pasti kedua kubu berusaha menjalani pilkada ini dengan cara yang baik dan menjaga agar semua berjalan kondusif..
Walaupun sebelum hari H pemilihan saya lihat berita di tv dan medsos soal aliran sembako dari salah satu kubu
*ups,hehe
Klo scroll timeline, khususnya facebook dan twitter, banyak yang komen klo no.3 kebanyakan teori, dan programnya terlalu ngawang-ngawang dan sulit direalisasikan, ya itu terserah sih setiap orang punya pendapat masing-masing. Karena wajar saja, no.3 kan masih dalam rangka menawarkan program jadi ya bentuknya masih teori (pastinya sudah diperhitungkan terlebih dahulu ya pak). Lain lagi dengan no.2 yang petahana, beliau-beliau kan saat ini sedang menjabat, jadi ya program-program yang ditawarkan ya tidak jauh dengan apa yang sekarang sedang dikerjakan, jadi penawarannya lebih aplikatif dan sudah bisa diukur.
Nah kemarin, hasil quick count menunjukkan bahwa no.3 lebih unggul sekitar 15% dari no.2 , lumayan jauh ya, jadi memang kemungkinan besar hasil real count nanti akan sama tetap unggul, kalaupun meleset ya hanya satu atau dua persen kali ya..
Saya ucapkan, Alhamdulillah..
Semoga bapak-bapak no.3 ini dapat mengemban dan menjalankan amanah baru ini dengan baik. semoga bisa lebih baik dari yang sebelum-sebelumnya. Karena kemenangan sesungguhnya adalah ketika bapak-bapak berhasil dalam menjalankan program-program yang ditawarkan kemarin.. semoga senantiasa diberi kesehatan dan kelancaran ya Pak :)
Dan untuk bapak-bapak no.2, saya sebagai warga Jakarta mengucapkan banyak terima kasih atas dedikasinya untuk membangun Jakarta beberapa tahun terakhir, semoga bisa tetap terus bersinergi untuk membangun Jakarta yang lebih baik.
Untuk kasus yang kemarin itu, semoga hukum di Indonesia bisa ditegakkan seadil-adilnya, apapun itu.. Dan tentunya kami harap agar bapak bisa lebih menjaga lisannya ya pak, karena menurut pribahasa, lidah lebih tajam daripada pedang.
Dari kasus kemarin itu insyaAllah pasti akan ada hikmah yang terselip..
Untuk pendukung no.3, mari wujudkan rasa syukur kita dengan mendo'akan yang baik-baik untuk jakarta kedepannya, tetap santun dan jaga sikap, jangan terpancing untuk membuat atau menyebarkan pict meme bully-an yang menyinggung pihak lain..
Untuk pendukung no.2, berlapang dada aja ya sob, kecewa itu manusiawi, tapi jangan nyinyir dan nyindir-nyindir terus ya di medsos, mending kita berdo'a untuk jakarta yang lebih baik. Yang lucu adalah di facebook banyak yang nagih janji ke no.3, pdahal milih ngga, padahal dilantik aja belum hehehe..
Ya intinya gausah khawatirlah, Gubernur terpilih kan nantinya akan jadi pemimpin dan pelayan masyarakat Jakarta secara keseluruhan bukan hanya untuk pendukung si A atau si B atau yang golput saja :D
Jadi mulai hari ini, kita sama-sama support Gubernur baru yang belum dilantik ini agar bisa membawa perubahan yang lebih baik lagi, dan kita ucapkan terimakasih untuk gubernur yang akan segera jadi demisioner..
Oia, masih ada waktu 6 bulan lagi menjabat ya Pak, semoga bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin pengabdiannya untuk Jakarta.
Semuanya terjadi atas kehendakNya, jadi mari kita terima dengan lapang dada :)
Nah, yang kemarin pada sering debat, yuk kita akur lagi,hehe
Kita sudahi sindir menyindirnya, capek lho gitu terus
Sebisa mungkin kita harus bijaksana dalam menggunakan medsos, jangan sampai terpancing oleh postingan-postingan 'tubir' yang hanya bisa memecahbelah kita..kurangi berbalas-balasan komen dengan bahasa yang kurang baik..
Karna klo kita ribut terus, nanti ada yang seneng lho..siapa? Gatau..hehe
Pernah lihat acara di tv one yang bertajuk "Benang Merah" ga? Itu lho yang narsumnya cuma lewat layar aja, jadi wajah dan suara juga tersamarkan. Jadi pernah waktu itu yang jadi narsumnya adalah si Kang Gorengan, alias penyebar isu pesanan yang diUp di medsos yang bayarannya juga fantastis
Yah..di zaman kecanggihan teknologi ini, banyak orang bisa mengakses medsos kapanpun dimanapun. Jadi sangat mudah untuk menebar berita. Mending berita fakta, tapi klo itu hanya isu belaka alias hoax? Kan ngerugiin bgt ya,ckck
Jadi marilah tetap jaga persatuan, kesantunan dan kewaspadaan..
Si Anak bawang yang cinta damai :D
Kolong Langit, 21 April 2017
*Sebelum membaca, ada info dulu ya, ini hanya catatan kecil saya, #imho alias In My Humble Opinion, so.. #cmiiw alias Correct Me If I Wrong heheh
Nulis ini dalam keadaan tenang, santai dan adem..jadi semoga tulisan ini bisa sedikit menyejukkan.. (?) :D
Ketika kita memilih sesuatu yang sifatnya kompetisi atau menjagokan seseorang, tentu akan sangat bahagia jika pilihan kita ternyata jadi pilihan orang lain juga..
Seperti di Pilkada DKI kemarin, kita tentunya bahagia jika pilihan yang kita jagokan ternyata banyak yang memilih apalagi sampai menang.
Tapi nyatanya, tak semua yang kita harapkan bisa terwujud termasuk kesamaan pilihan kita dengan orang-orang terdekat, teman, sahabat, saudara, bahkan yang tinggal satu atap pun belum tentu punya pilihan sama..
Sebelum lanjut, mau bahas tentang pandangan politik saya dulu ya, gatau ini penting apa ngga, tapi yaudahlah saya tulis aja, blog saya ini wkwk
Jadi, dulu itu saya selalu males sama hal-hal yang berbau politik, menurut saya waktu itu, politik itu ga ada yang 'bersih', penuh dengan pencitraan dan banyak kamuflase
Terus, saya punya temen yang deket banget, ya..sahabatan gitu, tapi dia tuh melek politik banget, dan malah sering debat sama saya karena saya terlalu anti sama politik wkwk
Tapi sekarang sih ga terlalu anti, malah udah lumayan sering kepoin ini itu, karena saya baru sadar bahwa ternyata politik itu penting untuk diketahui, bukan berarti kita harus berkecimpung dan menjadi kader dalam suatu partai ya, tapi sebagai pemenuhan kebutuhan pengetahuan kita sebagai warga negara.
Sahabat saya menjelaskan, memang politik itu ga selamanya 'bersih', pasti ada saja oknum yang bermasalah dan bikin kacau sehingga efek domino pun tak bisa dihindari lalu berimbas pada rusaknya citra dunia politik.
Jadi..ketika kita sudah tau keadannya seperti itu, maka jangan ditinggalkan tapi dukunglah orang-orang baik yang punya keahlian dalam berpolitik untuk berkiprah disana dan jadi orang baik di dunia politik. Kenapa? Karena jalannya roda pemerintahan ini tidak bisa lepas dari dunia politik. Simplenya, kita butuh orang baik di pemerintahan.
Menjadi orang 'baik' di pemerintahan tidaklah mudah, pasti ada saja 'godaan'nya, suka liat kan ada kasus korupsi ini itu di berita tv?
Tapi sayangnya kita seringnya ga tahu apakah mereka yang tertuduh sebagai koruptor dan diblowup di media adalah memang benar korupsi atau hanya sengaja difitnah alias korban penjebakan?
Wallahu a'lam..hanya Allah yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik layar..
Soal pemilu, saya baru beneran nyadar pentingnya pemilu adalah ketika pemilihan presiden 2014 lalu hehe
Baru kerasa emosionalnya ketika pilihan kita ternyata kalah
Semakin berasa emosional lagi pas pemilihan Gubernur DKI kemarin.. ya..wajar sih, soalnya dari bulan November 2016 s/d hari ini yg sudah H+2 pemilu ini banyak peristiwa luar biasa apalagi di media sosial hingga detik ini masih saja rame bahas soal pilkada..
Pilihan di putaran ke-dua kemarin hanya ada 2 pilihan sih.. Nomor 2 dan Nomor 3. Tapi faktanya di lapangan, masyarakat DKI tidak hanya terbelah jadi 2 kubu, tapi 3 kubu, atau malah lebih (?).
Jadi, ada yang pro no.2, ada yang pro no.3, dan ada juga yang ga pro dua-duanya alias GolPut
Kenapa bisa bilang begitu?
Karena saya menemukan teman SMP saya yang update status di medsosnya bahwa ia tidak memilih siapapun, karena menurutnya dua pilihan itu ga ada yang bener-bener cocok sama kriteria dia, tapi siapapun yang menang dia akan bantu jika programnya pro rakyat, jika menyusahkan yaudah tinggalin aja..
itu salah satu contohnya, mungkin ada beberapa orang lagi yang golput kemarin -,-
kan sayang ya suara jadi hilang, satu pun sangat berarti..
Setidaknya kita ada usaha untuk memilih mana yang paling 'mending' di antara dua pilihan.. :D
Karena kata guru ngaji, memilih saat pemilu adalah bentuk ibadah, amal shalih dan juga ikhtiar kita.. ikhtiar dalam menentukan pemimpin yang baik dan pro rakyat.
Banyak orang yang bilang, jangan bawa-bawa agama ke dalam dunia politik. Tapi faktanya politik ga bisa dipisahkan dari agama bro,sis. Ga percaya? Baca aja sejarah-sejarah berbagai bangsa di zaman dulu , atau sejarah bangsa Indonesia aja deh yang lebih deket..pasti ada kaitannya kan? Nah..ada kan..
Lagipula, kita yang khususnya beragama islam, seperti yang kita ketahui, agama kita ini mengatur dari hal kecil sampai hal besar, segala sesuatu ada adabnya, dari soal makan dan minum aja ada adabnya, apalagi soal kehidupan sebagai warga negara yang menghadapi masa pemilu? :D
Soal pilihan dalam pilkada kemarin, setiap orang punya pilihannya masing-masiang, punya sudut pandang, penilaian dan pemahaman masing-masing, jadi ya selaw saja kalau menemukan berbagai perbedaan pendapat, udah sunnatullah-nya itu mah..hehe
Tapi sebagai muslim, saya berusaha mentaatiNya, sesuai perintah Allah dalam al qur'an, kita diharuskan memilih pemimpin muslim. Ya walupun..pada awalnya saya kurang sreg sama beliau karena dulu sempat jadi jubir dari pasangan lawan dari capres jagoan saya wkwk, itu pertama. Yang kedua, pilihan saya ini adalah pilihan yang dianjurkan juga oleh para ulama dan tokoh agama.
Kemarin ada saksi dari pihak no.2 yang ditanya, "kenapa mau jadi saksi untuk no.2?" padahal si saksi muslimah berjilbab, kemudian ia menjawab "pilih no.3 juga ga bakal masuk surga", jaaah
Seharusnya ya jangan hopeless gitu bu, emang sih kita manusia biasa tempat salah, dosa dan lupa, tapi setidaknya ada ikhtiar kita untuk memperbanyak amal baik termasuk mentaati perintah Allah, karena kita gatau kebaikan mana yang akan mengantarkan kita ke surga nanti. Tapi balik lagi, soal mau percaya atau ngga ya terserah masing-masing pribadi..hehe
Sampai disitu, pasti ada saja yang ga setuju saya bawa-bawa agama ya? Iyalah..di medsos banyak, bahkan saudara jauh yang masih ada hubungan darah aja doi ga se-ide sama saya
Emang dah pilkada kali ini lebih panas dari sebelumnya, apalagi di medsos..beuuuh...
ini PilGub rasa PilPres ya jadinya wkwk
yaa..maklumlah, Jakarta kan Ibu Kota, jadi kayak miniaturnya Indonesia gitu.. :D
Dari yang temenan jadi ga temenan, yang saudaraan jadi debat mulu, yang kenal jadi pura-pura gak kenal..dahsyat emang
Yodah kita lanjut ke alasan lain, saya pilih yang paling 'mending' citranya. Nah soal citra juga tiap orang punya pandangan masing-masing pastinya..
Klo saya pribadi, melihat dari soal etika dalam berbicara, saya pilih yang lebih santun..
Dari track record, saya pilih yang tidak tersangkut kasus korupsi, walaupun beberapa waktu lalu sempat ada berita yang menyeret nama pilihan saya tapi sepertinya ga berlanjut dan hanya hoax hehe
Sedangkan pilihan yang satu lagi itu namanya pernah beberapa kali terseret di kasus korupsi (liat di tv) tapi ga pernah terusut dengan tuntas juga, eh apa saya yang kurang update ya
Terus..klo lihat tulisannya bang Panji, pilihan saya ternyata juga didukung oleh mantan-mantan ketua KPK dan jajaran tokoh penting..jadi wajarlah saya jadi lebih yakin..hehe
Selain itu juga karena program-program kerja yang ditawarkan yang sepertinya akan sangat bermanfaat jika bisa tercapai.
Oia, yang membuat pilkada kali ini jadi lebih emosional mungkin terpicu oleh kasus al Maidah ya..
Klo menyimak sidang kemarin, Jaksa Penuntut Umum membacakan soal kapan saja yang bersangkutan menyinggung ayat tersebut, jadi ternyata tak hanya saat di Kepulauan Seribu, tapi juga tertulis di salah satu halaman di buku beliau yang terbit sebelum tahun 2010. Selain itu beliau membuat guyonan mau bikin wifi dengan nama "almaidah' dan passwordnya adalah 'kafir'
Ya..wajar atuh pak, kemarin umat islam tersinggung dan protes karena itu kan hal sensitif.. malah dilaporkan pada yang berwajib..
Nah dalam hal ini juga umat islam terbelah ada pro kontra soal pengaduan ini..
Tapi ya..mungkin karena kurang ditanggapi akhirnya diadakan aksi yang ternyata ga cukup sekali, jadi secara bertahap sesuai respon dari yang berwajib seperti apa..
Intinya sih, tidak ada asap klo tidak ada api, ada pergerakan pasti ada penyebabnya.. kita doakan semuanya bisa sampai di ujung yang baik..
Nah di media sosial..bener-bener luar biasa ya the power of medsos ini, kenapa?
Karena di medsos segala isu gampang tersebar, ada berita benar ada berita hoax. Akun penyebarnya pun tidak sedikit yang anonim (pasti karena takut ketahuan ya wkwk).
Di medsos, banyak orang merasa bebas untuk tubir (red.ribut) sana sini karena ga tatap muka langsung, "ah medsos ini", jadi banyak orang lebih berani untuk koar-koar di medsos ckck
Ada yang nyinyirin si A, nyinyirin si B. Ada yang membuat seolah-olah pihak A nyinyir ke B, atau pihak B nyinyir ke A, padahal kita ga tau apakah yang nyinyir itu bener A atau B, Atau malah sebenarnya hanya adu domba oleh pihak C? Who knows :)
Yang saya ga setuju adalah ketika ada yang tubir alias ribut serta nyinyir dengan bawa-bawa agama, jangan deh..agama kita ini mengajarkan kesantunan kan..yang ada malah memunculkan pandangan kurang baik terhadap agama kita, jadi, 'ga suka' boleh, tapi nyinyir atas nama agama ga boleh ya..harus tetap santun..
Terus ada lagi yang mengaku dari pendukung kubu sebelah, ribut dan nyinyir bawa-bawa kebon binatang segala
Jadi intinya yang bikin keruh ini mungkin hanya oknum-oknum yang aktif di medsos dan menggoreng isu. Jadi perputaran tubir ini terus berlanjut seperti bandul yang bergerak kiri kanan tidak tahu kapan berhenti terus berbalas-balasan, pertanyaannya siapa yang mulai? Ga ada yang tau pasti karena ga ada yang mau ngaku juga kali wkwk
Saya yakin sih, pasti kedua kubu berusaha menjalani pilkada ini dengan cara yang baik dan menjaga agar semua berjalan kondusif..
Walaupun sebelum hari H pemilihan saya lihat berita di tv dan medsos soal aliran sembako dari salah satu kubu
*ups,hehe
Klo scroll timeline, khususnya facebook dan twitter, banyak yang komen klo no.3 kebanyakan teori, dan programnya terlalu ngawang-ngawang dan sulit direalisasikan, ya itu terserah sih setiap orang punya pendapat masing-masing. Karena wajar saja, no.3 kan masih dalam rangka menawarkan program jadi ya bentuknya masih teori (pastinya sudah diperhitungkan terlebih dahulu ya pak). Lain lagi dengan no.2 yang petahana, beliau-beliau kan saat ini sedang menjabat, jadi ya program-program yang ditawarkan ya tidak jauh dengan apa yang sekarang sedang dikerjakan, jadi penawarannya lebih aplikatif dan sudah bisa diukur.
Nah kemarin, hasil quick count menunjukkan bahwa no.3 lebih unggul sekitar 15% dari no.2 , lumayan jauh ya, jadi memang kemungkinan besar hasil real count nanti akan sama tetap unggul, kalaupun meleset ya hanya satu atau dua persen kali ya..
Saya ucapkan, Alhamdulillah..
Semoga bapak-bapak no.3 ini dapat mengemban dan menjalankan amanah baru ini dengan baik. semoga bisa lebih baik dari yang sebelum-sebelumnya. Karena kemenangan sesungguhnya adalah ketika bapak-bapak berhasil dalam menjalankan program-program yang ditawarkan kemarin.. semoga senantiasa diberi kesehatan dan kelancaran ya Pak :)
Dan untuk bapak-bapak no.2, saya sebagai warga Jakarta mengucapkan banyak terima kasih atas dedikasinya untuk membangun Jakarta beberapa tahun terakhir, semoga bisa tetap terus bersinergi untuk membangun Jakarta yang lebih baik.
Untuk kasus yang kemarin itu, semoga hukum di Indonesia bisa ditegakkan seadil-adilnya, apapun itu.. Dan tentunya kami harap agar bapak bisa lebih menjaga lisannya ya pak, karena menurut pribahasa, lidah lebih tajam daripada pedang.
Dari kasus kemarin itu insyaAllah pasti akan ada hikmah yang terselip..
Untuk pendukung no.3, mari wujudkan rasa syukur kita dengan mendo'akan yang baik-baik untuk jakarta kedepannya, tetap santun dan jaga sikap, jangan terpancing untuk membuat atau menyebarkan pict meme bully-an yang menyinggung pihak lain..
Untuk pendukung no.2, berlapang dada aja ya sob, kecewa itu manusiawi, tapi jangan nyinyir dan nyindir-nyindir terus ya di medsos, mending kita berdo'a untuk jakarta yang lebih baik. Yang lucu adalah di facebook banyak yang nagih janji ke no.3, pdahal milih ngga, padahal dilantik aja belum hehehe..
Ya intinya gausah khawatirlah, Gubernur terpilih kan nantinya akan jadi pemimpin dan pelayan masyarakat Jakarta secara keseluruhan bukan hanya untuk pendukung si A atau si B atau yang golput saja :D
Jadi mulai hari ini, kita sama-sama support Gubernur baru yang belum dilantik ini agar bisa membawa perubahan yang lebih baik lagi, dan kita ucapkan terimakasih untuk gubernur yang akan segera jadi demisioner..
Oia, masih ada waktu 6 bulan lagi menjabat ya Pak, semoga bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin pengabdiannya untuk Jakarta.
Semuanya terjadi atas kehendakNya, jadi mari kita terima dengan lapang dada :)
Nah, yang kemarin pada sering debat, yuk kita akur lagi,hehe
Kita sudahi sindir menyindirnya, capek lho gitu terus
Sebisa mungkin kita harus bijaksana dalam menggunakan medsos, jangan sampai terpancing oleh postingan-postingan 'tubir' yang hanya bisa memecahbelah kita..kurangi berbalas-balasan komen dengan bahasa yang kurang baik..
Karna klo kita ribut terus, nanti ada yang seneng lho..siapa? Gatau..hehe
Pernah lihat acara di tv one yang bertajuk "Benang Merah" ga? Itu lho yang narsumnya cuma lewat layar aja, jadi wajah dan suara juga tersamarkan. Jadi pernah waktu itu yang jadi narsumnya adalah si Kang Gorengan, alias penyebar isu pesanan yang diUp di medsos yang bayarannya juga fantastis
Yah..di zaman kecanggihan teknologi ini, banyak orang bisa mengakses medsos kapanpun dimanapun. Jadi sangat mudah untuk menebar berita. Mending berita fakta, tapi klo itu hanya isu belaka alias hoax? Kan ngerugiin bgt ya,ckck
Jadi marilah tetap jaga persatuan, kesantunan dan kewaspadaan..
Si Anak bawang yang cinta damai :D
Kolong Langit, 21 April 2017
No comments:
Post a Comment
Thank You ^_^